Sabtu, 01 Maret 2008

POD Sumur Banyuurip Butuh 1 Miliar Dolar AS

Perubahan dari 'Plan Of Development' (POD) Sumur Banyuurip di blok Cepu, desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jatim, yang dikelola Mobile Cepu Limited (MCL) membutuhkan total investasi mencapai US$1 miliar.

Public Relation Manager ExxonMobil Oil Indonesia (EMOI) Inc, Deva Rachman, di Surabaya, Sabtu (5/5), mengemukakan hal itu di sela-sela talk show bertajuk 'Membangun Citra Positif di Media' yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya bersama EMOI.

Menurut dia, investasi US$1 miliar itu akan ditanggung tiga pihak, yakni MCL (anak perusahaan EMOI), Pertamina dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bojonegoro.

"Untuk prosentase ketiga pihak itu, saya belum mengecek, karena hal itu masalah teknis. Nanti saja," paparnya di sela-sela acara yang dimarakkan dengan Konferensi Kota (Konferkot) AJI Surabaya itu.

Ditanya tentang rencana produksi di lapangan Banyuurip, ia mengaku hal itu membutuhkan waktu lama, karena tahap-tahap untuk menuju tahap operasional memang cukup banyak.

"Kami mentargetkan produksi pada tahun 2010. Tapi pemerintah memang berharap untuk dipercepat. Karena itu, ada opsi-opsi untuk ke sana, namun belum diketahui secara pasti waktunya, sebab tahapan-tahapannya banyak," ucapnya.

Ia menegaskan bahwa tahapan yang cukup memakan waktu antara lain sosialisasi kepada masyarakat, pembebasan lahan, perijinan, hingga persiapan pembangunan fasilitas di lapangan Banyuurip.

"Jadi, membangun fasilitas di lapangan Banyuurip itu tidak seperti membangun rumah, karena bangunannya besar dan tahapannya cukup banyak. Apalagi kawasan yang dibangun merupakan kawasan padat penduduk," ungkapnya.

Dalam 'talk show' yang menghadirkan Abdullah Alamudi (Dewan Pers) dan Heru Hendratmoko (Ketua AJI Indonesia) itu, Deva Rachman menilai, peran media massa terhadap upaya yang dilakukan EMOI cukup positif.

"Kalau pun ada hal-hal negatif, maka hal itu menjadi masukan bagi kami, sehingga kami langsung bertindak mengecek dan menindaklanjuti. Jadi, yang penting bukan bagaimana berita negatif dipositif-positifkan, tapi bagaimana kami menyikapi hal-hal negatif," tuturnya.

0 komentar:

  © Yanto Cah Garas Ngasem by ngasem-bojonegoro.blogspot.com 2007

Back to TOP